Yeeeaayy happy weekend semuaaa. Bisa
menghirup udara segar di kota kelahiran rasanya adalah nikmat yang patut
disyukuri. Alhamdulillah sudah masuk weekend dan bisa menikmatinya dirumah. Ini
adalah hari ke-7 puasa dan rasanya berjalan dengan cepat. Hari ini saya
menikmati hari libur dirumah dan tidak memiliki rencana untuk keluar karena
disamping ingin melakukan ibadah puasa dengan sempurna, melihat cuaca diluar
sana yang panasnya cukup menyengat rasanya lebih baik saya beristirahat sambil
menuliskan hal-hal yang sudah memenuhi kepala saya, saking penuhnya saya jadi
bingung mau mulai dari mana. Siang ini, tepatnya setelah saya menjalankan
ibadah shalat dzuhur serta melanjutkan bacaan Al-Qur’an yang sempat tertunda
kemarin tiba-tiba ada hal yang terlintas dalam fikiran saya dan membuat hati
saya bertanya-tanya. Bakat..yaaa mengenai bakat. Melihat orang-orang diluar
sana, rasanya mereka semua memiliki bakat yang jelas yang mereka sadari serta
mereka asah sehingga bakat tersebut menjadi semakin baik dan terarah. Ada yang
memiliki bakat menyanyi, menari, bermain musik, merancang busana, menjadi
host/presenter, pandai berakting, pandai berpose di depan kamera, dan masih
banyak lagi bakat-bakat yang lainnya. Bahkan ada orang yang memiliki banyak
bakat dalam dirinya. Melihat itu semua, lalu apakah bakat yang saya miliki? Hmmmmmm...saya
sendiripun masih mencari-cari jawabannya.
Sebagai seorang mahasiswi (2
tahun lalu) ilmu komunikasi tentu saya pernah mempelajari hal itu, banyak hal
mengenai karakter-karakter manusia yang saya pelajari termasuk mengenai bakat. Menurut
artikel-artikel yang pernah saya baca, bakat itu adalah kemampuan yang sudah
ada pada diri seseorang sejak lahir namun masih perlu dikembangkan agar bakat
tersebut dapat terwujud. Jadi sebenarnya pada diri setiap orang sudah menempel
bakat yang berbeda-beda dalam dirinya, tinggal bagaimana ia menemukan bakat
tersebut, menyadari akan bakatnya lalu mengasahnya agar bakat tersebut dapat berkembang
dengan baik. Semoga ilmu yang masih menempel di otak saya ini adalah hal yang
benar, jika salah mohon maaf yaaa J..
Berbicara mengenai bakat, lalu
saya bertanya pada diri saya sendiri “Apa bakat saya?”. Menyanyi? Suara saya
biasa saja malah cenderung fals jika bernyanyi. Bermain musik? Tidak ada alat
musik yang bisa saya mainkan dengan baik malah cenderung membuat kuping
pendengarnya sakit. Menari? Sangat tidak, salah seorang teman saya bilang jika
melihat saya menari itu seperti melihat robot yang kaku saat bergerak, meskipun
saat SMP saya pernah menari secara berkelompok dalam acara pentas seni namun
sejak itulah saya merasa menari bukanlah bakat saya. Lalu apa? Yang saya tahu
jika berbicara mengenai hobby atau kesukaan tentu banyak hal yang saya sukai,
mulai dari make-up. Yaaa saya sangat suka sekali dengan make-up, memoles wajah
sehingga terlihat cantik. Namun bedanya saya lebih suka menerapkan make-up
tersbeut pada wajah orang lain, lebih tepatnya jadi tukang make-up. Meskipun saya
menyadari akan kemampuan make-up saya yang amat sangat biasa alias masih amatir
namun saya memiliki keberanian yang cukup untuk menawarkan hobby saya itu
kepada teman-teman terdekat saya. Ya pada saat itu, akan digelar acara wisuda
di kampus saya dulu dan disitulah saya melihat peluang yang besar. Saya tawarkan
jasa make-up kepada teman-teman yang terlibat dalam acara wisuda. Seperti yang
kita ketahui wisuda adalah moment yang ditunggu-tunggu oleh setiap mahasiswa
karena di moment itulah kita bisa mnegetahui hasil yang kita capai setelah dua
tahun mengenyam pendidikan dan di moment itu pula kita ingin menampilkan yang
terbaik dalam diri kita, menggunakan kebaya yang bagus dan dilengkapi dengan tata rias yang cantik. Hal itulah
yang membuat saya cukup percaya diri menawarkan hobby make-up tersebut.
Setelah saya membuat promo
make-up untuk wisuda, akhirnya salah satu teman saya tertarik meskipun ia bukan
mahasiswa yang akan diwisuda namun karena ia adalah salah satu staff di kampus tentu
ia akan terlibat dalam acara wisuda tersebut. Oleh karena itu ia mempercayakan
saya untuk membuatnya tampil cantink dalam acara wisuda tersebut. Daaannn dialah
client pertama saya..hehe
Ini hasilnya, saat pertama kali saya dengan percaya diri merias wajah orang lain dengan kemampuan make-up yang biasa saja bahkan cenderung amatir. Diujung photo saya tempelkan sticker kupu-kupu untuk menutupi wajah saya, karena sedang tidak menggunakan hijab..hehe
Setelah itu, saya
mendokumentasikan semua proses dari awal saya merias wajahnya sampai selesai. Hal
itu saya lakukan tentunya untuk modal saya mempromosikan lagi kepada yang lain.
Karena dalam menawarkan sesuatu, tentu orang akan lebih tertarik jika ia sudah
melihat hasil dari yang kita tawarkan. Setelah saya lakukan promo sambil
memajang hasil make-up saya di display picture BBM, upload ke media sosila
facebook, instagram dan twitter alhamdulillah banyak yang memberikan komentar
positif. Katanya make-up saya bagus, yaa..meskipun menurut saya kata BAGUS itu
masih terlalu jauh bagi saya. Cukup Bagus mungkin itu terdengar lebih cocok. Lama
berselang dari promo-promo yang saya lakukan, akhirnya saya mendapat tawaran
untuk menjadi tukang make-up di prewed (photo pre wedding) teman SD saya, tanpa
fikir panjang sayapun langsung menyanggupi tawaran tersebut. Sesi photo
tersebut dilakukan dibeberapa tempat dengan beberapa tema dan kostum yang
berbeda. Pertama dilakukan di taman Pasca Sarjana IPB dekat Botani Square Bogor,
yang kedua di Sentul Bogor, lalu yang ketiga di sebuah Cafe yang terletak di
daerah Pakuan Bogor.
Resolusi dan kontras photonya kurang bagus jadi beginilah hasilnya. Ini semata-mata hanya menggambarkan prosesnya, untuk hasil akhir saya masih mencari filenya. Mohon maaf teman-teman :)
Ya itulah hobby saya, semoga dapat mendatangkan rezeki dan memberikan manfaat untuk orang banyak. Selain itu, menyadari akan ketertarikan teman-teman terhadap hasil make-up saya, maka saya berniat untuk lebi banyak lagi belajar, belajar dan berlatih agar bisa lebih baik lagi. Aamiin