Minggu, 20 Juli 2014

Hari Kelahiran....



Tanggal 20 Juli kemarin adalah hari special, hari dimana bertambahnya umur dan mengalir banyak do’a – do’a baik dari keluarga dan juga teman-teman tersayang. Alhamdulillah..kapan lagi di do’ain banyak orang, mulai dari do’a untuk karir, cita-cita, kedewasaan sampe jodoh..hihi dan aamiin untuk semua do’a-nya. Alhamdulillah di umur 22 tahun ini, Allah berikan nikmat yang tiada tara. Terimakasih banyak untuk keluarga tercinta Mama, Bapak, dan dua adikku yang lucu-lucu dan imut-imut Ardillah dan Mutiara yang sudah menemani hari-hariku terutama untuk Mama dan Bapak yang sudah membimbing dan menuntunku selama ini, love love you so much. Kedua adikku yang kadang suka bikin kesel tapi lebih sering bikin ketawa dan bikin kangen.  Semoga keluarga kita akan selalu sederhana dan bahagia seperti ini dan Allah berikan kalian semua kesehatan, kecukupan, keberkahan, kemudahan dan kebahagiaan..aamiin. Surprice sekali..kemarin sore diberi kejutan, dibawain kue sama sang adik yang saat ini sudah mulai beranjak dewasa juga sambil dimanjakan dengan tarian-tarian ala huru hara dari Mama dan Cuneng (panggilan untuk si kecil Mutiara)..hehe sampe bikin mesem mesem liatnya. Tak cukup sampai disitu.
 

Sore harinya datanglah para wanita-wanita dan pasangannya yang super duper heboh itu. Sebelumnya aku memang mengundang teman-teman dekat untuk datang kerumah sekedar buka bersama sederhana dan silaturahim, maklum karena kebanyakan dari kita sudah sibuk dengan pekerjaan dan dunianya masing-masing jadi jarang menyempatkan waktu untuk bisa temu kangen. Oleh karena itu, aku rasa hari itu adalah moment yang tepat untuk kita berkumpul tertawa ria bahagia. Rasanya jika sudah bersama mereka (aku menyebut teman-teman dekat ini “GoGo”, sebuah kata yang tercetus oleh Rakavino saat masih kuliah) tidak akan ada rasa bosan dan sedih, karena Quality Time kita selalu penuh dengan canda tawa bahagia meskipun terkadang selalu ada yang jadi bahan bully-an. Itu semua semata-mata untuk membuat suasana semakin hidup.   

 

Rasa syukur tiada tara karena Allah tempatkan aku di dekat orang-orang baik ini.  Terimakasih keluargaku..Terimakasih sahabatku untuk moment indah di umur 22 tahun ini..

Rabu, 16 Juli 2014

Belajar dari...........



Bekerja..ya sebagai seorang yang sudah meimiliki kewajiban untuk bekerja dan sebagai anak sulung yang memiliki tanggungjawab untuk membantu keluarga memenuhi kebutuhan hidup, tentu pekerjaan adalah hal terpenting yang tidak bisa diganggu gugat. Karena saat ini, bukan waktunya lagi untuk berfoya-foya menghabiskan uang dan waktu di tempat shopping atau di tempat ngopi. Semakin bertambahnya umur tentu sisi kedewesaanku semakin bertambah. Cara pandang mengenai semua hal pun mulai berubah. Termasuk cara pandang mengenai pekerjaan, bagiku apapun pekerjaannya tentu semua mempunyai tingkat kesulitan tersendiri. Oleh karena itu, aku selalu mencoba menanamkan dalam diri untuk tidak meremehkan pekerjaan apapun itu. Berkaca dari pengalaman yang dialami oleh teman satu kantorku. Aku dan dia memiliki posisi yang sama namun ditempatkan di daerah dan tim yang berbeda. Pada stu kesempatan, ia menceritakan keluh kesahnya mengenai pekerjaan kepada kami (aku dan teman-teman satu posisi yang lainnya). Ia merasa sakit hati atas perkataan seseorang (siapanya ini kamipun tidak tahu, karena yang bersangkutan tidak memberitahukan nama seseorang itu siapa) yang arti dan isi dari perkataannya itu terkesan merendahkan pekerjaan kami. Meskipun memang secara struktural, posisi seseorang itu lebih tinggi malah jauh lebih tinggi dari kami. Mendengar ceritanya itu, jujur saya pun sempat tidak terima, kenapa? Karena seseorang itu tidak tahu tanggung jawab dari pekerjaan kami. Meskipun mungkin menurutnya, pekerjaan kami mudah dan cepat tapi tidak seharusnya perkataan yang terkesan merendahkan dan menyepelekan itu terlontar dari mulutnya.
Menurutku, dalam suatu organisasi semua aspek dan semua bagian merupakan satu kesatuan yang penting yang sudah memiliki perannya masing-masing. Jika salah satu aspek dan bagian dalam organisasi tersebut tidak berjalan atau bahkan berhenti maka dapat berpengaruh terhadap kelancaran organisasi itu sendiri.
Melihat kejadian tersebut, timbul pertanyaan dalam diriku. Kenapa harus ada orang yang memandang rendah orang lain? Kenapa harus ada orang yang tega menyakiti hati orang lain? Kenapa harus ada orang yang tidak menyadari dengan perkataan yang keluar dari mulutnya? Kenapa harus ada orang yang merasa dirinya lebih baik dan lebih tinggi dari orang lain?
Apakah seseorang itu tidak menyadari bahwa di atas langit masih ada langit. Apakah seseorang itu tidak pernah belajar dari padi, yang semakin berisi semakin merunduk. Apa yang harus disombongkan dalam diri kita, sementara diluar sana masih banyak orang-orang hebat yang lebih berjasa terhadap dunia ini, masih banyak orang-orang jenius diluar sana yang memiliki IQ tinggi, masih banyak ilmuan-ilmuan diluar sana yang hasil penemuannya masih digunakan untuk kelangsungan hidup orang banyak.
Semoga Allah senantiasa menuntunku untuk bisa menjaga tutur kata dan perilaku. Semoga kejadian yang dialami temanku bisa dijadikan pembelajaran untuk lebih berhati-hati dalam berkata dan senantiasa menghargai orang lain. Karena di mata Allah kita semua sama, akhlak dan taqwa lah yang membuat kita memiliki tempat yang tinggi di hadapan Allah SWT.

Sabtu, 05 Juli 2014

Kesukaan Saya....



Yeeeaayy happy weekend semuaaa. Bisa menghirup udara segar di kota kelahiran rasanya adalah nikmat yang patut disyukuri. Alhamdulillah sudah masuk weekend dan bisa menikmatinya dirumah. Ini adalah hari ke-7 puasa dan rasanya berjalan dengan cepat. Hari ini saya menikmati hari libur dirumah dan tidak memiliki rencana untuk keluar karena disamping ingin melakukan ibadah puasa dengan sempurna, melihat cuaca diluar sana yang panasnya cukup menyengat rasanya lebih baik saya beristirahat sambil menuliskan hal-hal yang sudah memenuhi kepala saya, saking penuhnya saya jadi bingung mau mulai dari mana. Siang ini, tepatnya setelah saya menjalankan ibadah shalat dzuhur serta melanjutkan bacaan Al-Qur’an yang sempat tertunda kemarin tiba-tiba ada hal yang terlintas dalam fikiran saya dan membuat hati saya bertanya-tanya. Bakat..yaaa mengenai bakat. Melihat orang-orang diluar sana, rasanya mereka semua memiliki bakat yang jelas yang mereka sadari serta mereka asah sehingga bakat tersebut menjadi semakin baik dan terarah. Ada yang memiliki bakat menyanyi, menari, bermain musik, merancang busana, menjadi host/presenter, pandai berakting, pandai berpose di depan kamera, dan masih banyak lagi bakat-bakat yang lainnya. Bahkan ada orang yang memiliki banyak bakat dalam dirinya. Melihat itu semua, lalu apakah bakat yang saya miliki? Hmmmmmm...saya sendiripun masih mencari-cari jawabannya.

Sebagai seorang mahasiswi (2 tahun lalu) ilmu komunikasi tentu saya pernah mempelajari hal itu, banyak hal mengenai karakter-karakter manusia yang saya pelajari termasuk mengenai bakat. Menurut artikel-artikel yang pernah saya baca, bakat itu adalah kemampuan yang sudah ada pada diri seseorang sejak lahir namun masih perlu dikembangkan agar bakat tersebut dapat terwujud. Jadi sebenarnya pada diri setiap orang sudah menempel bakat yang berbeda-beda dalam dirinya, tinggal bagaimana ia menemukan bakat tersebut, menyadari akan bakatnya lalu mengasahnya agar bakat tersebut dapat berkembang dengan baik. Semoga ilmu yang masih menempel di otak saya ini adalah hal yang benar, jika salah mohon maaf yaaa J..

Berbicara mengenai bakat, lalu saya bertanya pada diri saya sendiri “Apa bakat saya?”. Menyanyi? Suara saya biasa saja malah cenderung fals jika bernyanyi. Bermain musik? Tidak ada alat musik yang bisa saya mainkan dengan baik malah cenderung membuat kuping pendengarnya sakit. Menari? Sangat tidak, salah seorang teman saya bilang jika melihat saya menari itu seperti melihat robot yang kaku saat bergerak, meskipun saat SMP saya pernah menari secara berkelompok dalam acara pentas seni namun sejak itulah saya merasa menari bukanlah bakat saya. Lalu apa? Yang saya tahu jika berbicara mengenai hobby atau kesukaan tentu banyak hal yang saya sukai, mulai dari make-up. Yaaa saya sangat suka sekali dengan make-up, memoles wajah sehingga terlihat cantik. Namun bedanya saya lebih suka menerapkan make-up tersbeut pada wajah orang lain, lebih tepatnya jadi tukang make-up. Meskipun saya menyadari akan kemampuan make-up saya yang amat sangat biasa alias masih amatir namun saya memiliki keberanian yang cukup untuk menawarkan hobby saya itu kepada teman-teman terdekat saya. Ya pada saat itu, akan digelar acara wisuda di kampus saya dulu dan disitulah saya melihat peluang yang besar. Saya tawarkan jasa make-up kepada teman-teman yang terlibat dalam acara wisuda. Seperti yang kita ketahui wisuda adalah moment yang ditunggu-tunggu oleh setiap mahasiswa karena di moment itulah kita bisa mnegetahui hasil yang kita capai setelah dua tahun mengenyam pendidikan dan di moment itu pula kita ingin menampilkan yang terbaik dalam diri kita, menggunakan kebaya yang bagus dan  dilengkapi dengan tata rias yang cantik. Hal itulah yang membuat saya cukup percaya diri menawarkan hobby make-up tersebut.

Setelah saya membuat promo make-up untuk wisuda, akhirnya salah satu teman saya tertarik meskipun ia bukan mahasiswa yang akan diwisuda namun karena ia adalah salah satu staff di kampus tentu ia akan terlibat dalam acara wisuda tersebut. Oleh karena itu ia mempercayakan saya untuk membuatnya tampil cantink dalam acara wisuda tersebut. Daaannn dialah client pertama saya..hehe


Ini hasilnya, saat pertama kali saya dengan percaya diri merias wajah orang lain dengan kemampuan make-up yang biasa saja bahkan cenderung amatir. Diujung photo saya tempelkan sticker kupu-kupu untuk menutupi wajah saya, karena sedang tidak menggunakan hijab..hehe


Setelah itu, saya mendokumentasikan semua proses dari awal saya merias wajahnya sampai selesai. Hal itu saya lakukan tentunya untuk modal saya mempromosikan lagi kepada yang lain. Karena dalam menawarkan sesuatu, tentu orang akan lebih tertarik jika ia sudah melihat hasil dari yang kita tawarkan. Setelah saya lakukan promo sambil memajang hasil make-up saya di display picture BBM, upload ke media sosila facebook, instagram dan twitter alhamdulillah banyak yang memberikan komentar positif. Katanya make-up saya bagus, yaa..meskipun menurut saya kata BAGUS itu masih terlalu jauh bagi saya. Cukup Bagus mungkin itu terdengar lebih cocok. Lama berselang dari promo-promo yang saya lakukan, akhirnya saya mendapat tawaran untuk menjadi tukang make-up di prewed (photo pre wedding) teman SD saya, tanpa fikir panjang sayapun langsung menyanggupi tawaran tersebut. Sesi photo tersebut dilakukan dibeberapa tempat dengan beberapa tema dan kostum yang berbeda. Pertama dilakukan di taman Pasca Sarjana IPB dekat Botani Square Bogor, yang kedua di Sentul Bogor, lalu yang ketiga di sebuah Cafe yang terletak di daerah Pakuan Bogor.


Resolusi dan kontras photonya kurang bagus jadi beginilah hasilnya. Ini semata-mata hanya menggambarkan prosesnya, untuk hasil akhir saya masih mencari filenya. Mohon maaf teman-teman :)

Ya itulah hobby saya, semoga dapat mendatangkan rezeki dan memberikan manfaat untuk orang banyak. Selain itu, menyadari akan ketertarikan teman-teman terhadap hasil make-up saya, maka saya berniat untuk lebi banyak lagi belajar, belajar dan berlatih agar bisa lebih baik lagi. Aamiin

Senin, 30 Juni 2014

Bulan Ramadhan Bagiku....


Bulan Ramadhan tahun ini menjadi bulan ramadhan pertama bagiku menjalankannya sendiri dan di kota orang lain. Ya..puasa kali ini aku jauh dari orang tua, meskipun banyak sekali yang berkata bahwa jarak antara Jakarta – Bogor itu dekat. Yaaa..jika dihitung dengan jarak memang dekat, hanya butuh waktu 2 jam dari jakarta untuk sampai ke Bogor. Tapi bukan hal itu yang aku rasakan, lebih kepada rasa hampa, sepi dan kosong. Entah kenapa..sejujurnya aku selalu merasa ingin cepat pulang kerumah. Setiap Senin Pagi, saat kaki baru melangkah keluar dari pintu rumah dan setelah bayangan mama tak kulihat lagi, saat itu pula kerinduan ini membuncah kembali. Tapi aku harus kuat, aku harus menjalankan hidup sesuai dengan kenyataan.

Tiada henti aku mengucap syukur atas nikmat hidup yang Allah berikan sehingga sampai detik ini aku masih bisa bernafas menghirup udara segar dunia dan bertemu dengan segala isinya. Nikmat hidup, nikmat sehat, nikmat rejeki yang Engkau berikan membuatku merasa beruntung, beruntung dilahirkan dari rahim seorang mama yang begitu luar biasa, beruntung karena telah dididik oleh Bapak yang menerapkan nilai-nilai Agama, beruntung karena telah dibesarkan di lingkungan yang sederhana, beruntung karena dipertemukan dengan teman-temang yang begitu istimewa. Alhamdulillah Kau berikanku kehidupan yang luar biasa dengan segala macam pembelajaran di dalamnya.

Ramadhan tahun ini, menjadi ramadhan ke-4 bagiku menyandang status sebagai anak kos. Ketika menjalankan puasa dua tahun yang lalu, aku masih menjadi seorang mahasiswi yang tugas utamanya adalah belajar, belajar dan belajar, meskipun sebenarnya banyak hal-hal menggembirakan lain yang lebih ingin ku kejar dibanding harus bersusah payah memahami suatu teori. Dikelilngi oleh orang-orang tersayang saat itu membuat semua kesulitan menjadi mudah, kehampaan menjadi keceriaan, kesepian menjadi keramaian dan semua kebahagiaan seakan telah kugenggam pada saat itu.

Ramadhan satu tahun lalu dan tahun ini, aku jalani sambil bekerja dan tentunya masih menjadi anak kos. Sebagai seorang karyawan tentu sudah tidak pantas lagi mengharapkan libur di awal Ramadhan karena semua menyangkut pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan. Sebagai seorang karyawan tentunya menghabiskan waktu delapan jam sehari demi pekerjaan itu sudah merupakan harga mati, beda halnya ketika itu semua dijalankan ketika sedang menjalankan puasa. Rasanya ada perasaan sedih, sedih karena tidak bisa menjalankan puasa dengan sempurna seperti, membaca Al-Qur’an dengan pemahamannya, Sholat Sunah, Sholat Tarawih, dan kebaikan-kebaikan lain yang tentunya akan dilipatgandakan pahalanya jika semua itu dijalankan. Pekerjaan memang merupakan tanggungjawab yang perlu dijalankan, namun menjalankan puasa dan segala kebaikannya merupakan hal yang akan kita pertanggungjawabkan di hadapan ALLAH nanti. Untuk itu ingin rasanya puasa ini dijalankan di rumah sambil khusyuk menjalankan ibadah lain, shalat berjamaah dengan keluarga, mengaji untuk mencapai target khatam Al-Qur’an selama ramadhan, memperbanyak dzikir dan do’a setelah shalat, tapi puasa kali ini tidak dapat kujalankan dengan sempurna. Kenapa begitu? Tentunya banyak dari kita yang sudah paham betul kondisi Kota Jakarta, Kota Metropolitan dengan segala kerumitannya. Populasi penduduk yang padat, perkantoran yang menjamur, alat transportasi yang membludak menjadi salah satu penyebab dari kemacetan yang setiap harinya aku dan kita semua rasakan. Meskipun pihak perusahaan sudah memberikan toleransi selama bulan ramadhan untuk dapat pulang satu jam lebih awal dari biasanya, namun jika kita tidak pandai mengatur strategi, kita bisa terjebak dalam kemacetan yang berjam-jam dan akhirnya peluang untuk shalat tarawih berjamaah pun terlewatkan. Agama Islam memang tidak pernah memberatkan umatnya dalam beribadah, shalat tarawih pun bisa dilakukan sendiri jika memang tidak sempat dilakukan secara berjama’ah tapi menurutku pahala dan kenikmatannya berbeda. Itulah yang aku alami, namun aku tetap berusaha menjalankan puasa dengan sempurna dan semoga Allah menerima puasa dan amal ibadahku dan kita semua selama bulan suci yang penuh berkah ini. Aamiin ..

Satu hal lagi, bagi seorang karyawan Hari Jum’at adalah hari yang paling ditunggu-tunggu karena selama dua hari kedepan (Sabtu dan Minggu) akan terbebas dari hal-hal yang menyangkut dengan pekerjaan. Selain itu hal yang paling membahagiakan adalah pulang ke kampung halaman, bertemu dengan keluarga, menjalankan puasa bersama, buka puasa dan sahur bersama. Jum’at cepatlah datang .. :)